UNGARAN, Bhayangkaraperdana.com – Babinsa Kelurahan Lodoyong (Koramil 09/Ambarawa) bersama dengan tim gabungan dari Puskesmas Ambarawa, petugas Kecamatan Ambarawa, Kelurahan Lodoyong, dan LSM ‘Sokoguru’ melaksanakan razia, pemberian vaksin serta memberikan pembinaan kepada ‘penjaja seks komersial (PSK)’ yang biasa mangkal di daerah Gamblok, Kel Lodoyong, Kec Ambarawa, Kab Semarang, Kamis (09/02/2023) siang.
“Kegiatan bersama ini dikemas dengan razia dan pemberian vaksin serta pembinaan kepada para penjaja seks komersial yang biasa mangkal di Jalan Brigjen Sudiarto Gamblok, Kel Lodoyong. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman terhadap bentuk pencegahan HIV/AIDS maupun Asam Urat. Dalam kegiatan ini terdata 11 penjaja seks komersial di daerah Gamblok dan usia termuda 25 tahun serta tertua bersuai 47 tahun,” kata Babinsa Kel Lodoyong Serka Asnawi.
Mereka selama ini menjadikan kawasan Gamblok bagian atas sebagai tempat mangkalnya dan berbaur dengan para pedagang di pinggiran trotoar. Yang sebagian besar pedagang barang bekas. Bahkan, hal seperti ini telah berlangsung lama dan masyarakat Ambarawa sudah sangat tahu dan paham. Masyarakat lebih menyebut dengan “mak-mak atau STW” asal Gamblok. Mereka mengais rejeki dengan cara bergabung di tempat atau lapak penjualan barang bekas. Setelah mendapatkan teman kencan, mereka meninggalkan tempat itu dan keluar dari Gamblok mencari penginapan.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain petugas medis Puskesmas Ambarawa yang dipimpin Sunaryo, Seklur Lodoyong, Kasi Kesra, dan Kasi Trantib Kel Lodoyong. Selain itu, tim dari LSM Sokoguru yang secara langsung memberikan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS.
Dari razia ini terjaring sebanyak 11 orang penjaja sek komersial. Selanjutnya mereka mendapatkan pembinaan dan sosialisasi terkait dengan pencegahan HIV/AIDS dari LSM Sokoguru. Dari 11 perempuan itu, sesuai data yang dihimpun usia termuda 25 tahun dan tertua usia 47 tahun.
Sementara itu, sejumlah warga di kawasan Gamblok mengatakan, bahwa pemandangan adanya penjaja seks komersial kategori “mak-mak” di daerah Gamblok itu sudah berjalan sejak lama. Mereka memang “mencari mangsa” dengan mangkal di lapak-lapak penjualan barang bekas di Gamblok.
“Disini lebih sering disebut ‘mak-mak’ yang mangkal itu silih berganti. Artinya, yang senior sudah istirahat pasti muncul yang ‘baru’ dan sebagian besar juga ‘mak-mak’. Bahkan, ‘mak-mak’ ini juga tidak pernah mengganggu para pedagang, justru malah ikut melarisi pedagang di daerah Gamblok ini. ‘Mak-mak’ Gablok ini jika berhasil mendapat teman kencan maka akan langsung mencari tempat representatif atau penginapan,” ujar Pak To didampingi beberapa ‘mak-mak’. (Heru/rie).